Sains Populer | Panduan Rehabilitasi dan Perawatan Anak Cerebral Palsy
Bagi anak-anak penderita Cerebral Palsy, hidup bisa jadi penuh tantangan. Namun, penelitian klinis menunjukkan bahwa dengan pembedahan yang tepat waktu, terapi rehabilitasi, dan dukungan psikologis terus-menerus dari orang tua, fungsi motorik mereka dapat meningkat, kemampuan mereka untuk hidup mandiri dapat ditingkatkan, dan mereka bahkan dapat berintegrasi kembali ke dalam masyarakat dan menjalani kehidupan yang memuaskan.
Apa pedoman rehabilitasi anak penderita Cerebral Palsy? Panduan Rehabilitasi dan Pengobatan Anak Cerebral Palsy
Kami membagi pengobatan anak Cerebral Palsy menjadi beberapa tahap berdasarkan karakteristiknya. Di setiap tahap, kami akan menguraikan apa yang harus dilakukan orang tua.
Tahap Penemuan
0-1 Tahun:
Sering dikatakan bahwa "anak-anak biasanya berguling pada usia tiga bulan, duduk pada usia enam bulan, merangkak pada usia tujuh bulan, dan berjalan pada usia delapan bulan." Jika seorang anak di rumah secara signifikan menyimpang dari garis waktu perkembangan ini, orang tua harus berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya Cerebral Palsy. Terutama jika anak menunjukkan gejala seperti kelemahan secara keseluruhan, anggota badan kaku, tubuh kaku, kesulitan makan, refleks kaget berlebihan, atau tangisan lemah, penting untuk segera melakukan evaluasi komprehensif di rumah sakit.
Secara umum, enam bulan pertama dianggap sebagai masa rehabilitasi emas bagi anak-anak penderita Cerebral Palsy. Jika orang tua dapat mengidentifikasi dan menangani kondisi ini sejak dini, ada kemungkinan besar beberapa anak dengan Cerebral Palsy akan mencapai hasil rehabilitasi yang signifikan, idealnya sebelum usia satu tahun. Perawatan pada tahun pertama terutama berfokus pada pengobatan neuroprotektif dan terapi rehabilitasi, yang penting untuk memperbaiki gejala anak secara bermakna.
Tahap Rehabilitasi Dini
1-2,6 Tahun:
Pada periode ini, anak penderita Cerebral Palsy biasanya sudah dapat menerima diagnosis pasti. Setelah didiagnosis, penting untuk segera memulai pengobatan, dengan fokus utama pada pelatihan rehabilitasi. Langkah pertama adalah membantu mereka belajar mempertahankan postur tubuh yang benar. Ketika anak mengembangkan kontrol batang tubuh dan kemampuan makan yang lebih baik, pelatihan bicara dapat dimulai, sekaligus mempersiapkan segala operasi yang diperlukan di masa depan.
Poin-Poin Rehabilitasi Utama
Tingkat fungsi motorik sebelum operasi bervariasi pada anak-anak dengan Cerebral Palsy, yang berarti tingkat keparahan kondisinya berbeda-beda, dan hal ini mempengaruhi hasil jangka panjang. Misalnya, anak-anak yang tidak dapat duduk atau berdiri sebelum operasi akan mengalami tingkat peningkatan fungsional yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang dapat duduk, berdiri, atau berjalan sebelum prosedur dilakukan.
Variasi Nada Otot: Nada Tinggi, Nada Rendah, Nada Normal
1. Rehabilitasi Pra Operasi:
Fokus utama rehabilitasi pra operasi adalah mengurangi tonus otot dan meregangkan tendon dan ligamen. Pendekatan ini dapat memberikan dampak jangka pendek, namun tidak benar-benar menyelesaikan masalah mendasar yang dihadapi anak. Umumnya, setelah rehabilitasi dihentikan selama jangka waktu tertentu, permasalahannya cenderung muncul kembali, dan hal ini dapat mengakibatkan kondisi yang terus memburuk, sehingga mengakibatkan kelainan bentuk anggota tubuh yang lebih parah.
2. Mematuhi program rehabilitasi terstruktur untuk mencegah terjadinya kelainan bentuk anggota tubuh.
3. Ikuti rutinitas harian dengan waktu dan jumlah yang ditentukan, secara bertahap. Hindari pendekatan yang tidak konsisten yang menyebabkan upaya intens dan pengabaian secara bergantian.
Tahap Perawatan Bedah
Perawatan bedah mengatasi masalah fisik tertentu yang tidak dapat diselesaikan hanya melalui pelatihan rehabilitasi, seperti tonus otot yang berlebihan dan kejang otot. Untuk anak-anak dengan palsi serebral spastik, mereka sering kali berada dalam kondisi ketegangan dan kekakuan yang tinggi dalam waktu lama, sehingga menyebabkan pemendekan tendon dan kontraktur sendi. Akibatnya, mereka mungkin berjalan dengan jari kaki daripada meletakkan tumitnya di tanah seperti orang pada umumnya.
Selain itu, karena tonus otot yang tinggi, anak-anak ini sering kali kurang memiliki kemampuan mengatur diri sendiri. Masalah paling umum yang mereka hadapi termasuk kontraktur sendi, kelainan bentuk, atrofi otot, dan pemendekan sendi. Mereka sering muncul dengan quadriplegia, diplegia, atau hemiplegia, sering kali disertai gangguan pergerakan. Begitu pula karena tonus otot yang berlebihan, anak penderita palsi serebral spastik mengalami berbagai gangguan gerak, seperti menyilangkan kaki sambil berjalan atau berjalan dengan jari kaki. Mereka sering melaporkan bahwa anggota tubuh mereka terasa "lebih kaku" dibandingkan individu pada umumnya dan memiliki rentang gerak yang lebih kecil.
Akibat tonus otot yang terlalu tinggi, anak dengan kondisi ini seringkali mengalami otot kaku pada anggota tubuhnya. Saat berdiri atau berjalan, mereka mungkin menunjukkan ketegangan tubuh secara keseluruhan, dengan kedua anggota tubuh bagian atas sering tertekuk, sehingga sulit bagi mereka untuk merentangkan lengan sepenuhnya. Anggota tubuh bagian bawah mereka sering menunjukkan gaya berjalan bersilang, yang biasa disebut sebagai "gaya berjalan gunting". Pada titik ini, fokus pengobatan beralih ke pendekatan komprehensif yang menggabungkan pembedahan dan rehabilitasi. Rehabilitasi pra operasi ditujukan untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi perawatan bedah, sedangkan rehabilitasi pasca operasi dirancang untuk lebih mengkonsolidasikan hasil pembedahan dan mendorong pemulihan berbagai fungsi.